Kamis, 30 Agustus 2012

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN 
UPAYA MENGATASINYA
A. Perubahan Lingkungan
1. Faktor Alam
Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain gunung meletus, gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
2. Faktor Manusia
Kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah, baik limbah rumah tangga, pertanian, pasar, rumah sakit, maupun pabrik atau industri yang akan merusak lingkungan.
Manusia memanfaatkan lingkungan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk memperoleh bahan makanan, pakaian, perumahan, dan obat-obatan. Akan tetapi, dalam pemanfaatannya, manusia sering kali menyebabkan lingkungan tersebut terganggu atau rusak.
B. Keseimbangan Lingkungan
1. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Sistem lingkungan memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu, sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya.
Daya dukung lingkungan dapat diilusktrasikan sebagai berikut. Ada sebidang tanah yang hanya ditumbuhi oleh reremputan. Sebidang tanah itu dapat menghidupi 1.000 ekor kelinci. Rumput, kelinci, mikroorganisme, dan benda-benda abiotik yang ada di padang rumput itu saling berinteraksi dan akan membentuk ekosistem yang seimbang.
2. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungannya, terutama terhadap lingkungan buatan. Misalnya, agar padang rumput dapat menampung lebih dari 1.000 ekor kelinci tanpa terjadi kompetisi, tanah diberi pupuk agar rumput tumbuh lebih subur. Pemberian pupuk pada ekosistem pertanian, pemberantasan hama penyakit, pemilihan bibit, dan pengairan, merupakan beberapa contoh usaha manusia untukmeningkatkan daya dukung lingkungan. Namun harus selalu diingat, kemampuan (kapasitas) lingkungan terbatas. Daya dukung lingkungan tidak mungkin terus-menerus ditingkatkan tanpa batas.
Perkembangan iptek memicu industrialisasi. Untuk memenuhi keutuhan populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah besar melalui industri. Akibatnya adalah sebagai berikut.
a. Sumber daya alam yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya
b. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan
c. Populasi manusia juga mengeluarkan limbah, yaitu limbah rumah tangga dan limbah manusia yang mencemari lingkungan
d. Muncul bahan-bahan sintetik, misalnya insektisida dan obat-obatan yang dapat meracuni lingkungan.
C. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi dapat timbul kegiatan manusia atau oleh alam (misalnya gunung meletus). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pelaku pencemaran tidak dipandang dalam tingkat individu, melainkan dalam tingkat populasi. Pencemaran air yang dilakukan oleh seorang yang membuang sehelai kertas ke sungai, mungkin tidak berarti apa-apa. Akan tetapi, jika penduduk kota yang berjumlah 3 juta jiwa masing-masing membuang sehelai kertas ke sungai, maka ada 3 juta helai kertas di sungai.
1. Penyebaran Bahan Pencemar
Bahan pencmar (polutan) tidak diam di suatu tempat, tetapi dapat menyebar bahkan dapat melampaui batas Negara dan benua. Jika kitamembuang insektisida ke sungai, insektisida tersebutakanterbawa aliran sungai hingga ke bendungan, danau, atau laut. Di perairan tersebut, insektisida masuk ke dalam sel alga. Kemudian, alga dimakan ikan kecil dan ikan kecil dimakan ikan besar. Jadi, tubuh ikan besar mengandung insektisida. Jika ikan ini dikonsumsi manusia, cepat atau lambat akan membahayakan kesehatan manusia.
Populasi dapat tersebar mengikuti jarring-jaring makanan atau daur biogeokimia. Dampaknya dapat dirasakan segera atau muncul setelah waktu lama di tempat itu atau di tempat lain yang terlewati pencemar.
2. Jenis Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan umumnya dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara (kebisingan).
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10), dan sebagainya
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
2. SO dan SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh bahan bakar fosil (minyak, batu bara). Gas ini dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan uap air di atmosfer, yang menyebabkan air hujan menjadi asam.
3. CFC
Pencemaran udaya yang berbahaya lainnya adalah gas klorofluorokarbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untukmengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan semprot rambut (hair spray). CFC menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
4. CO (Karbon Monoksida)
Proses pembakaran di mesin yang tidak sempurna, akan menghasilkan gas CO (Karbon monoksida). Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada di garasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga dapat dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kematian.
5. Asap Rokok
Pencemaran udara lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan beracun yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, dan mempengaruhi janin dalam kandungan. Wanita dan anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh asap rokok daripada laki-laki. Jadi, kemungkinan terkena kanker pada wanita dan anak-anak lebih tinggi.
Perokok dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan pasif. Perokok aktif adalah orang yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok.
Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat “mengganggu kesehatan” orang lain. Untuk itu, perokok diimbau tidak merokok di dalam kendaraan umum, ruangan bioskop, ruang tamu, dan sebagainya.
Pencemaran udara di timbulkan oleh asap buangan, misalnya karbon dioksida, karbon monoksida, belerang oksida, gas CFC, dan asap rokok.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat terjadi baik pada air sumur, sumber mata air, sungai, bendungan, maupun air laut. Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak di daerah hilir. Dampak dari pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air. Dampak lain adalah banjir akibat got tersumbat sampah, diikuti dengan menjalarnya wabah muntaber.
1) Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organic. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati tapi kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
2) Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga dapat berupa berbagai bahan organic (misalnya sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik seperti plastic, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang bertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Bahkan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
3) Limbah Industri
Limbah industri bisa berupa polutan organic yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas.
Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan dalam jarak sampai ratusan kilometer. Tumahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut, dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4) Penangkapan Ikan menggunakan racun
Ada orang yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrik untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan, melainkan juga biota air lainnya.
Pengukuran Pencemaran Air
Pencemaran air dapat ditentukan dengan pengukuran secara kimia dan secara biologi.
1. Pengukuran pencemaran air secara kimia
Pengukuran pencemaran air secara kimia adalah menentukan banyaknya bahan pencemar atau tingkat pencemaran secara kuantitatif dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Pengukuran ini terdiri dari pengukuran BOD, pH air, dan kadar CO2.
a. Pengukuran BOD
Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan mikroba untuk mengoksidasikan bahan organic disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis atau Biological Oxygen Demand, yang biasa di singkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut awal awal denagn oksigen terlarut pada air cuplikan (sampel) setelah air disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. oleh karenanya, BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal, yakni :
(1) Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organic
(2) Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar perairan
(3) Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
b. Pengukuran pH air
Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat alkalis) menjadi tidak cocok untuk kehidupan dari 5 ke 4), dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali.
c. Pengukuran kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup di dalam air.
Pencemaran air dapat diketahui dengan mengukur BOD, pH, dan kadar CO2, semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin kecil. pH rendah merupakan indikasi pencemaran oleh bahan organic.
2. Pengukuran pencemaran air secara biologi
Pengukuran pencemaran air secara biologi adalah menentukan tingkat pencemaran secara kualitatif dengan menggunakan petunjuk makhluk hidup (indicator biologis) pengukuran secara biologi hanya dapat menentukan seberapa besar tingkat pencemarannya, tetapi tidak dapat menentukan berapa kadar bahan pencemarnya.
Pengukuran pencemaran air secara biologi dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup. Planaria dapat dijadikan indicator bahwa sungai belum tercemar. Tubifex dapat dijadikan indicator bahwa sungai tercemar parah oleh bahan organic.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organic dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
d. Pencemaran Suara (kebisingan)
Pencemaran suara disebabkan oleh bunyi di atas 50 desibel (disingkat dB, ukuran tingkat kebisingan). Suara bising dapat ditimbulkan oleh suara mesin industri, mobil, sepeda motor, kereta api, pesawat terbang, serta bunyi-bunyi keras lainnya.
D. Dampak Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan. Misalnya, beberapa spesies hewan dan tumbuhan punah, dan adanya bahan pencemar pada sayuran, ikan, dan daging yang dikonsumsi.
1. Punahnya Spesies
Polutan dapat meracuni berbagai jenis hewan, bahkan mematikannya. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang berbeda terhadap polutan. Ada yangpeka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Jika batas tersebut terlampaui, hewan akan mati.
2. Ledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan serangga predator. Oleh karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa spesies serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis obat yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jarring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat emmatikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk yang terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya, hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompas, sistem penanaman berseling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan suasana saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.
6. Pemekatan Hayati
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut dimakan oleh udang kecil. Udang kecil dimakan oleh ikan. Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahkanp encemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses peningkatan kadar bahanp encemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagiap emekatan hayati (dalam bahasa Inggris dikenal sebagai biomagnification).
7. Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membubung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultrabiolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.
8. Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.
E. Intersifikasi Pertanian dan Dampaknya terhadap Lingkungan
Dalam teknologi pertanian dikenal istilah intersifikasi pertanian, yaitu mengusahakan pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal (hasil yang seharusnya, bukan hasil yang maksimal).
1. Pencucian Tanah
Saat petani mengolah tanah dengan membajak sawahnya, sawah dialiri air hingga tergenang, dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan akhirnya masuk ke sungai jadi, di sawah terjadi pencucian unsur hara yang selanjutna di buang ke sungai. Akibatnya kesuburan sawah semakin berkurang.
2. Adanya Larutan Nitrit dan Penyuburan Air
Pemupukan dilakukan untuk memberikan zat makanan yang optimal kepada tanaman, agar tanaman dapat memberikan hasil yang cukup. Pupuk buatan dapat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menurun).
3. Pencemaran Pestisida
Kamu telah mengetahui dampak negative dari epngunaan pestisida (missal insektisida). Untuk mengurangi dampak tersebut, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Tidak mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur agar tidak mencemari sungai atau sumur penduduk. Peralatan pertanian di cuci di tempat khusus dan limbahnya dibuang secara khusus pula (misalnya dibuatkan lubang yang jauh dari pemukiman).
b. Tidak membuang sisa pestisida di sembarang tempat. Sisa pestisida dibuang di tempat khusus yang tidakm encemari sungai atau sumur penduduk.
c. Tidak menggunakan pestisida melebihi takaran (overdosis)
d. Mengurangi penggunaan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (missal ditangkap, kemudian dimatikan), dan secara biologi (missal menggunakan serangga predator).
4. Tingkat Kestabilan ekosistem Rendah
Intensifikasi pertanian cenderung dilakukan dengan pertanian monokultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis, misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.
Dampak dari intensifikasi pertanian :
a. Pencurian tanah : kesuburan tanah berkurang
b. Adanya larutan nitrit dan penyuburan air, tanah menjadi asam, terjadi penyuburan sungai yang mematikan hewan-hewan.
c. Pencemaran oleh pestisida : mematikan hewan-hewan
d. Tingkat kestabilan ekosistem rendah : menyebabkan lingkungan pertanian menjadi tidak mantap.
F. Pengelolaan Lingkungan secara Terpadu
Dewasa ini kesadaran dan kepedulian lingkungan terus berkembang. Upaya pencegahanp encemaran dan pelestarian lingkungan harus dilakukan secara terpadu, baik oleh pemerintah, pihak-pihak terkait, misalnya pihak industri, maupun oleh setiap individu. Pada dasarnya, ada tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian lingkungan dan penanggulangan pencemaran, yaitu secara administrative (adanya peraturan dan undang-undang dari pemerintah), secara teknologis (adanya peralatan penglah limbah, pembakar sampah), dan secara edukatif atau pendidikan (melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pendidikan di sekolah-sekolah).
1. Penanggulangan secara Administratif
Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah pencemaran dan mencegah terjadinya ekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Sebelum membangun pabrik atau melakukan proyek, pihak pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
2. Penaggulangan secara Teknologis
Setiapindustri diharapkan memiliki unit pengolah limbah, misalnya unti pengolah limbah cair untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan.
3. Penanggulangan secara Edukatif/Pendidikan
Penanggulangan secara edukatif diadakan melalui pendidikan sekolah dan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadappentingnya kelestarian lingkungan.
Pengendalian pencemaran lingkungan secara :
1. Administratif : a. membuat undang-undang, peraturan, dan b. program pemerintah
2. Teknologis, missal peralatan pengolahan limbah dan sampah.
3. Edukatif : (a) penyuluh maysarakat dan (b) menggalakkan kegiatan reduce, reuse, recycle, repair.
G. Pengelolaan Limbah
Jumlah penduduk yang semakin meningkatkan menyebabkan bertambahnya aktivitas manusia dalam menunjang kehidupannya. Hal ini berakibat jumlah limbah (sampah) yang dihasilkannya juga semakin meningkat.
1. Pengertian Limbah
Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Di tinjau dari sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
a. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain
b. Limbah yang tidak akan sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak dapat terurai), misalnya plastic, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya).
2. Permasalahan Limbah
Pada saat ini, belum semua limbah penduduk perkotaan terlayani oleh fasilitas umum pengelolaan sampah. Masih banyak sampah yang dibakar atau dibuang di badan air atau di lahan kosong.
3. Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang Limbah
Limbah dapat dikurangi dengan cara mendaur ulang limbah (recycle) dan pemanfaatan ulang limbah (reuse). Daur ulang adalah pengunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi pokok lain.
a. Tujuan DAur Ulang dan Pemanfaatan Ulang
Daur ulang dan pemanfaatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran
2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam
3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat.
b. Langkah Daur Ulang atau Pemanfaatan Ulang
Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Pemisahan
Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus dibuang ke tempat pembuangan.
2. Penyimpanan
Limbah yang sudah dipisahkan tapi disamping dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kerta bakas atau botol bekas.
3. Pengiriman atau penjualan
Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau dapat juga dijual atau diberikan ke pemulung.
c. Limbah yang Dapat Didaur Ulang atau Dimanfaatkan Ulang
Jenis material limbah yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah sebagai berikut.
1) Kertas. Semua jenis kertas dapat di daur ulang, misalnya kertas Koran dan kardus.
2) Pecah belah. Botol kecap, botol sirop, gelas, piring, atau kaca yang telah pecah dapat didaur ulang untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru.
3) Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat didaur ulang untuk dibuat kaleng pengemas.
4) Baja. Baja sisa konstruksi bangunan dapat di daur ulang sebagai bahan baku pembuatan baja baru.
5) Plastik. Limbah plastic dapat didaur ulang dengan jalan dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus atau pengepak untuk berbagai keperluan, misalnya tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.
6) Sampah organic. Sampah organic mudah terurai, sehingga sisa makanan dan daun-daunan dapat didaur ulang menjadi kompas. Kompas dapat dimanfaatkan sendiri atau dijual untuk pupuk tanaman.
d. Limbah yang dapat langsung dimanfaatkan ulang
Sebagian limbah dapat dimanfaatkan kembali secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. Limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah sebagai berikut.
1) Ampas tahu. Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ampas tahu mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak
2) Eceng gondok. Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
4. Membuat Produk Daur Ulang
Akhir-akhir ini, kegiatan membuat produk daur ulang marak dilakukan. Selain tidak memerlukan biaya tinggi, daur ulang mudah untuk dipelajari. Berikut akan dibahas beberapa produk daur ulang.
a. Kertas Daur Ulang
Daur ulang kertas bertujuan mengurangi limbah kertas dan memprosesnya menjadi kreasi daur ulang yang bernilai seni.
b. Pupuk Kompos
Cara pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut.
a. Pisahkan sampah organic (daun, ranting) dari sampah anorganik (plastic).
b. Masukkan sampah dedaunan dan ranting itu ke dalam bak penampungan
c. Tutup bak atau tempat penampungan itu agar proses dekomposisi berlangsung optimal dan terhindar dari terpaan sinar matahari dan guyuran hujan. Sampah yang diproses menjadi kompos harus dalam keadaan basah, tetapi tidak sampai berair. Bak sampah ditutup sehingga sampah tidak cepat kering karena penguapan, atau terlalu basah karena hujan.
d. Tumpukan sampah harus dibolak-bolak setidaknya seminggu sekali agar pengomposan berlangsung merata. Dalam waktu dua hingga tiga bulan, tumpukan sampah itu akan terurai menjadi kompos.
c. Pembuatan Pupuk Kompos dengan Bantuan Cacing
Cara pembuatan pupuk kompos dengan bantuan cacing adalah sebagai berikut.
1. Sampah dedaunan dan ranting diletakkan di kotak-kotak plastic dan diletakkan di rak susun.
2. Pada bagian bawah kotak-kotak itu diberi beberapa lubang untuk jalan keluar anir rembesan.
3. Pada rak paling bawah ditempatkan tumpukan sampah paling lama, kemudian di atasnya diletakkan sampah yang lebih baru, dan di atasnya lagi sampah terbaru.
4. Pada kotak paling bawah itulah diberi sedikit tanah dan cacing tanah.
5. Penyiraman air dilakukan pada kotak di rak paling atas dengan jumlah yang cukup, tidak berlebihan.
6. selanjutnya, kotak ketiga diangkap dan dipindahkan, karena pupuk kompos telah terbentuk dan siap dipakai.
7. Proses pembuatan kompos dengan bantuan cacing itu berlangsung sekitar satu hinga dua bulan.
8. Rak harus selalu dalam keadaan tertutup. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan tutup plastic warna hitam atau warna gelap. Penutupan dilakukan untuk menghindari sinar matahari dan siraman air hujan agar proses dekomposisi berlangsung sempurna dan cepat.
5. Mengurangi Limbah dalam Kehidupan Sehari-hari
Apabila di sekitar rumah kalian banyak terdapat sampah atau limbah, kalian dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut.
a. Reuse
Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.
b. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitukegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
c. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.
d. Replace
Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya.
e. Refill
Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
f. Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi limbah.
H. Etika Lingkungan
Etika adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber pada kesadaran dan moral seseorang. Etika biasanya tidak tertulis. Namun ada etika yang tertulis, misalnya etika profesi, yang dikenal sebagai kode etik.
Etika lingkungan, pada dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang tidak tidak baik bagi lingkungan. Etika lingkutan bersumber pada pandangan seseorang tetang lingkungan.
Prinsip-prinsip etika lingkungan mengatur sikap dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip tidak merugikan, tidak campur tangan, kesetiaan, dan keadilan.
1. Prinsip tidak merugikan (the rule of Nonmaleficence), yakni tidak merugikan lingkungan, tidak menghancurkan populasi spesies atau pun komunitas biotic.
2. Prinsip tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni tidak memberi hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan mencari makan, tempat tinggal, dan berkembang biak.
3. Prinsip kesetiaan (The rule of fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan manusia.
4. Prinsip keadilan (the Rule of Restitutive Justice), yakni mengembalikan apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi.
Beberapa contoh tindakan tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan adalah sebagai berikut :
  1. Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum ditemukan tempat sampah, bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku terlebih dahulu sebelum di buang pada tempatnya.
  2. Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Dari keran yang menetes selama semalam, dapat ditampung air sebanyak 5- 10 liter, cukup untuk minum bagi dua orang dalam sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya.
  3. Hemat energi. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan. Jika kamu memasak air, kecilkan api kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih, suhunya tidak dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah mendidih hanya memboroskan bahan bakar.
  4. Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya.
  5. Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat.
  6. Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan.
  7. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
  8. Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.