PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN
UPAYA MENGATASINYA
A. Perubahan Lingkungan
1. Faktor Alam
Faktor
alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain gunung
meletus, gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran
hutan.
2. Faktor Manusia
Kegiatan
manusia dapat menghasilkan limbah, baik limbah rumah tangga, pertanian,
pasar, rumah sakit, maupun pabrik atau industri yang akan merusak
lingkungan.
Manusia
memanfaatkan lingkungan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk
memperoleh bahan makanan, pakaian, perumahan, dan obat-obatan. Akan
tetapi, dalam pemanfaatannya, manusia sering kali menyebabkan lingkungan
tersebut terganggu atau rusak.
B. Keseimbangan Lingkungan
1. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Sistem
lingkungan memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke
keadaan seimbang. Selain itu, sistem lingkungan juga memiliki daya
dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan
sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di
dalamnya.
Daya dukung lingkungan dapat diilusktrasikan sebagai berikut. Ada
sebidang tanah yang hanya ditumbuhi oleh reremputan. Sebidang tanah itu
dapat menghidupi 1.000 ekor kelinci. Rumput, kelinci, mikroorganisme,
dan benda-benda abiotik yang ada di padang rumput itu saling berinteraksi dan akan membentuk ekosistem yang seimbang.
2. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan
Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungannya, terutama terhadap lingkungan buatan. Misalnya, agar padang
rumput dapat menampung lebih dari 1.000 ekor kelinci tanpa terjadi
kompetisi, tanah diberi pupuk agar rumput tumbuh lebih subur. Pemberian
pupuk pada ekosistem pertanian, pemberantasan hama
penyakit, pemilihan bibit, dan pengairan, merupakan beberapa contoh
usaha manusia untukmeningkatkan daya dukung lingkungan. Namun harus
selalu diingat, kemampuan (kapasitas) lingkungan terbatas. Daya dukung
lingkungan tidak mungkin terus-menerus ditingkatkan tanpa batas.
Perkembangan
iptek memicu industrialisasi. Untuk memenuhi keutuhan populasi yang
terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah
besar melalui industri. Akibatnya adalah sebagai berikut.
a. Sumber daya alam yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya
b. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan
c. Populasi manusia juga mengeluarkan limbah, yaitu limbah rumah tangga dan limbah manusia yang mencemari lingkungan
d. Muncul bahan-bahan sintetik, misalnya insektisida dan obat-obatan yang dapat meracuni lingkungan.
C. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
atau polusi dapat timbul kegiatan manusia atau oleh alam (misalnya
gunung meletus). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang
disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pelaku
pencemaran tidak dipandang dalam tingkat individu, melainkan dalam
tingkat populasi. Pencemaran air yang dilakukan oleh seorang yang
membuang sehelai kertas ke sungai, mungkin tidak berarti apa-apa. Akan
tetapi, jika penduduk kota yang berjumlah 3 juta jiwa masing-masing membuang sehelai kertas ke sungai, maka ada 3 juta helai kertas di sungai.
1. Penyebaran Bahan Pencemar
Bahan
pencmar (polutan) tidak diam di suatu tempat, tetapi dapat menyebar
bahkan dapat melampaui batas Negara dan benua. Jika kitamembuang
insektisida ke sungai, insektisida tersebutakanterbawa aliran sungai
hingga ke bendungan, danau, atau laut. Di perairan tersebut, insektisida
masuk ke dalam sel alga. Kemudian, alga dimakan ikan kecil dan ikan
kecil dimakan ikan besar. Jadi, tubuh ikan besar mengandung insektisida.
Jika ikan ini dikonsumsi manusia, cepat atau lambat akan membahayakan
kesehatan manusia.
Populasi
dapat tersebar mengikuti jarring-jaring makanan atau daur biogeokimia.
Dampaknya dapat dirasakan segera atau muncul setelah waktu lama di
tempat itu atau di tempat lain yang terlewati pencemar.
2. Jenis Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan umumnya dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara (kebisingan).
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10), dan sebagainya
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2
di udara Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi), juga dari mobil,
kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
2. SO dan SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2)
di udara juga dihasilkan oleh bahan bakar fosil (minyak, batu bara).
Gas ini dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan uap air di
atmosfer, yang menyebabkan air hujan menjadi asam.
3. CFC
Pencemaran
udaya yang berbahaya lainnya adalah gas klorofluorokarbon (disingkat
CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi,
tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untukmengembangkan
busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan
semprot rambut (hair spray). CFC menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
4. CO (Karbon Monoksida)
Proses
pembakaran di mesin yang tidak sempurna, akan menghasilkan gas CO
(Karbon monoksida). Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi
tertutup, orang yang ada di garasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO.
menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga
berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil,
sehingga dapat dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga dapat
menyebabkan kematian.
5. Asap Rokok
Pencemaran
udara lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung berbagai bahan beracun yang dapat menyebabkan batuk kronis,
kanker paru-paru, dan mempengaruhi janin dalam kandungan. Wanita dan
anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh asap rokok daripada laki-laki.
Jadi, kemungkinan terkena kanker pada wanita dan anak-anak lebih tinggi.
Perokok
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan pasif. Perokok
aktif adalah orang yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak
merokok tetapi menghirup asap rokok.
Menurut
penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan
perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang
tidak merokok dapat “mengganggu kesehatan” orang lain. Untuk itu,
perokok diimbau tidak merokok di dalam kendaraan umum, ruangan bioskop,
ruang tamu, dan sebagainya.
Pencemaran
udara di timbulkan oleh asap buangan, misalnya karbon dioksida, karbon
monoksida, belerang oksida, gas CFC, dan asap rokok.
b. Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat terjadi baik pada air sumur, sumber mata air, sungai,
bendungan, maupun air laut. Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan
dampak di daerah hilir. Dampak dari pencemaran air yang sangat menonjol
adalah punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
Dampak lain adalah banjir akibat got tersumbat sampah, diikuti dengan
menjalarnya wabah muntaber.
1) Limbah Pertanian
Limbah
pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organic.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
tapi kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan
keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan
sesuai dengan aturan.
2) Limbah rumah tangga
Limbah
rumah tangga dapat berupa berbagai bahan organic (misalnya sisa sayur,
ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik
seperti plastic, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.
Sampah yang bertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir.
Bahkan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologi
seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
3) Limbah Industri
Limbah
industri bisa berupa polutan organic yang berbau busuk, polutan
anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam
belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas.
Kebocoran
tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan dalam jarak
sampai ratusan kilometer. Tumahan minyak mengancam kehidupan ikan,
terumbu karang, burung laut, dan organisme laut lainnya untuk
mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak
tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4) Penangkapan Ikan menggunakan racun
Ada
orang yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia),
atau aliran listrik untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak
hanya ikan tangkapan, melainkan juga biota air lainnya.
Pengukuran Pencemaran Air
Pencemaran air dapat ditentukan dengan pengukuran secara kimia dan secara biologi.
1. Pengukuran pencemaran air secara kimia
Pengukuran
pencemaran air secara kimia adalah menentukan banyaknya bahan pencemar
atau tingkat pencemaran secara kuantitatif dengan menggunakan
bahan-bahan kimia. Pengukuran ini terdiri dari pengukuran BOD, pH air,
dan kadar CO2.
a. Pengukuran BOD
Banyaknya
oksigen terlarut yang diperlukan mikroba untuk mengoksidasikan bahan
organic disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis atau Biological Oxygen
Demand, yang biasa di singkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan
menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut
awal awal denagn oksigen terlarut pada air cuplikan (sampel) setelah air
disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. oleh karenanya, BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal, yakni :
(1) Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organic
(2) Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar perairan
(3) Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
b. Pengukuran pH air
Perubahan
nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang
rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat alkalis) menjadi tidak cocok
untuk kehidupan dari 5 ke 4), dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika
terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali.
c. Pengukuran kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup di dalam air.
Pencemaran air dapat diketahui dengan mengukur BOD, pH, dan kadar CO2, semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin kecil. pH rendah merupakan indikasi pencemaran oleh bahan organic.
2. Pengukuran pencemaran air secara biologi
Pengukuran
pencemaran air secara biologi adalah menentukan tingkat pencemaran
secara kualitatif dengan menggunakan petunjuk makhluk hidup (indicator
biologis) pengukuran secara biologi hanya dapat menentukan seberapa
besar tingkat pencemarannya, tetapi tidak dapat menentukan berapa kadar
bahan pencemarnya.
Pengukuran
pencemaran air secara biologi dilakukan dengan menggunakan makhluk
hidup. Planaria dapat dijadikan indicator bahwa sungai belum tercemar.
Tubifex dapat dijadikan indicator bahwa sungai tercemar parah oleh bahan
organic.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah banyak diakibatkan oleh sampah organic dan anorganik yang berasal
dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian,
peternakan, dan sebagainya.
d. Pencemaran Suara (kebisingan)
Pencemaran
suara disebabkan oleh bunyi di atas 50 desibel (disingkat dB, ukuran
tingkat kebisingan). Suara bising dapat ditimbulkan oleh suara mesin
industri, mobil, sepeda motor, kereta api, pesawat terbang, serta
bunyi-bunyi keras lainnya.
D. Dampak Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan.
Misalnya, beberapa spesies hewan dan tumbuhan punah, dan adanya bahan
pencemar pada sayuran, ikan, dan daging yang dikonsumsi.
1. Punahnya Spesies
Polutan
dapat meracuni berbagai jenis hewan, bahkan mematikannya. Berbagai
spesies hewan memiliki kekebalan yang berbeda terhadap polutan. Ada yangpeka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva peka terhadap bahan pencemar. Ada
hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar,
ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa
tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Jika batas tersebut terlampaui,
hewan akan mati.
2. Ledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan serangga predator. Oleh karena predator punah, maka serangga hama
akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga
dapat mengakibatkan beberapa spesies serangga menjadi kebal (resisten).
Untuk memberantasnya, diperlukan dosis obat yang lebih tinggi dari
biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya
spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem. Rantai makanan, jarring-jaring makanan, dan aliran energi
berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan
daur biogeokimia terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan
insektisida dapat emmatikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan
tanah menurun. Penggunaan pupuk yang terus-menerus dapat mengakibatkan
tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk
mengatasinya, hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau
dengan kompas, sistem penanaman berseling (tumpang sari), serta rotasi
tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara
bergantian di lahan yang sama.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang
yang mengonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat
mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan
hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan suasana saraf, menyebabkan
cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.
6. Pemekatan Hayati
Bahan
pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jarring-jaring
makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam
tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut dimakan oleh udang kecil. Udang
kecil dimakan oleh ikan. Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian
dimakan, bahkanp encemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses
peningkatan kadar bahanp encemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal
sebagiap emekatan hayati (dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
biomagnification).
7. Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya
lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini
disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di
tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membubung
tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas
ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi
dari cahaya ultrabiolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan
terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut
“berlubang”.
8. Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.
E. Intersifikasi Pertanian dan Dampaknya terhadap Lingkungan
Dalam
teknologi pertanian dikenal istilah intersifikasi pertanian, yaitu
mengusahakan pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal
(hasil yang seharusnya, bukan hasil yang maksimal).
1. Pencucian Tanah
Saat
petani mengolah tanah dengan membajak sawahnya, sawah dialiri air
hingga tergenang, dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan
akhirnya masuk ke sungai jadi, di sawah terjadi pencucian unsur hara
yang selanjutna di buang ke sungai. Akibatnya kesuburan sawah semakin
berkurang.
2. Adanya Larutan Nitrit dan Penyuburan Air
Pemupukan
dilakukan untuk memberikan zat makanan yang optimal kepada tanaman,
agar tanaman dapat memberikan hasil yang cukup. Pupuk buatan dapat
menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menurun).
3. Pencemaran Pestisida
Kamu
telah mengetahui dampak negative dari epngunaan pestisida (missal
insektisida). Untuk mengurangi dampak tersebut, hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Tidak
mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur agar tidak
mencemari sungai atau sumur penduduk. Peralatan pertanian di cuci di
tempat khusus dan limbahnya dibuang secara khusus pula (misalnya
dibuatkan lubang yang jauh dari pemukiman).
b. Tidak
membuang sisa pestisida di sembarang tempat. Sisa pestisida dibuang di
tempat khusus yang tidakm encemari sungai atau sumur penduduk.
c. Tidak menggunakan pestisida melebihi takaran (overdosis)
d. Mengurangi penggunaan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (missal ditangkap, kemudian dimatikan), dan secara biologi (missal menggunakan serangga predator).
4. Tingkat Kestabilan ekosistem Rendah
Intensifikasi
pertanian cenderung dilakukan dengan pertanian monokultur. Pertanian
monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis, misalnya
sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam
secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.
Dampak dari intensifikasi pertanian :
a. Pencurian tanah : kesuburan tanah berkurang
b. Adanya larutan nitrit dan penyuburan air, tanah menjadi asam, terjadi penyuburan sungai yang mematikan hewan-hewan.
c. Pencemaran oleh pestisida : mematikan hewan-hewan
d. Tingkat kestabilan ekosistem rendah : menyebabkan lingkungan pertanian menjadi tidak mantap.
F. Pengelolaan Lingkungan secara Terpadu
Dewasa
ini kesadaran dan kepedulian lingkungan terus berkembang. Upaya
pencegahanp encemaran dan pelestarian lingkungan harus dilakukan secara
terpadu, baik oleh pemerintah, pihak-pihak terkait, misalnya pihak
industri, maupun oleh setiap individu. Pada dasarnya, ada tiga prinsip
dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian lingkungan dan
penanggulangan pencemaran, yaitu secara administrative (adanya peraturan
dan undang-undang dari pemerintah), secara teknologis (adanya peralatan
penglah limbah, pembakar sampah), dan secara edukatif atau pendidikan
(melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pendidikan di sekolah-sekolah).
1. Penanggulangan secara Administratif
Pemerintah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah pencemaran dan mencegah
terjadinya ekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Sebelum
membangun pabrik atau melakukan proyek, pihak pengembang diharuskan
melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
2. Penaggulangan secara Teknologis
Setiapindustri
diharapkan memiliki unit pengolah limbah, misalnya unti pengolah limbah
cair untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan.
3. Penanggulangan secara Edukatif/Pendidikan
Penanggulangan
secara edukatif diadakan melalui pendidikan sekolah dan penyuluhan
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadappentingnya
kelestarian lingkungan.
Pengendalian pencemaran lingkungan secara :
1. Administratif : a. membuat undang-undang, peraturan, dan b. program pemerintah
2. Teknologis, missal peralatan pengolahan limbah dan sampah.
3. Edukatif : (a) penyuluh maysarakat dan (b) menggalakkan kegiatan reduce, reuse, recycle, repair.
G. Pengelolaan Limbah
Jumlah
penduduk yang semakin meningkatkan menyebabkan bertambahnya aktivitas
manusia dalam menunjang kehidupannya. Hal ini berakibat jumlah limbah
(sampah) yang dihasilkannya juga semakin meningkat.
1. Pengertian Limbah
Limbah
adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil
proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa
kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Di tinjau dari sifatnya, limbah
dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
a. Limbah
yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah
terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan
jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain
b. Limbah
yang tidak akan sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak dapat terurai), misalnya plastic, kaca,
kaleng, dan sampah sejenisnya).
2. Permasalahan Limbah
Pada
saat ini, belum semua limbah penduduk perkotaan terlayani oleh
fasilitas umum pengelolaan sampah. Masih banyak sampah yang dibakar atau
dibuang di badan air atau di lahan kosong.
3. Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang Limbah
Limbah
dapat dikurangi dengan cara mendaur ulang limbah (recycle) dan
pemanfaatan ulang limbah (reuse). Daur ulang adalah pengunaan kembali
material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi pokok lain.
a. Tujuan DAur Ulang dan Pemanfaatan Ulang
Daur ulang dan pemanfaatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran
2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam
3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat.
b. Langkah Daur Ulang atau Pemanfaatan Ulang
Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Pemisahan
Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus dibuang ke tempat pembuangan.
2. Penyimpanan
Limbah
yang sudah dipisahkan tapi disamping dalam kotak yang tertutup.
Usahakan setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material
limbah tertentu, misalnya kerta bakas atau botol bekas.
3. Pengiriman atau penjualan
Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau dapat juga dijual atau diberikan ke pemulung.
c. Limbah yang Dapat Didaur Ulang atau Dimanfaatkan Ulang
Jenis material limbah yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah sebagai berikut.
1) Kertas. Semua jenis kertas dapat di daur ulang, misalnya kertas Koran dan kardus.
2) Pecah
belah. Botol kecap, botol sirop, gelas, piring, atau kaca yang telah
pecah dapat didaur ulang untuk membuat botol, gelas, atau piring yang
baru.
3) Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat didaur ulang untuk dibuat kaleng pengemas.
4) Baja. Baja sisa konstruksi bangunan dapat di daur ulang sebagai bahan baku pembuatan baja baru.
5) Plastik.
Limbah plastic dapat didaur ulang dengan jalan dilarutkan dan diproses
lagi menjadi bahan pembungkus atau pengepak untuk berbagai keperluan,
misalnya tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.
6) Sampah
organic. Sampah organic mudah terurai, sehingga sisa makanan dan
daun-daunan dapat didaur ulang menjadi kompas. Kompas dapat dimanfaatkan
sendiri atau dijual untuk pupuk tanaman.
d. Limbah yang dapat langsung dimanfaatkan ulang
Sebagian
limbah dapat dimanfaatkan kembali secara langsung tanpa melalui proses
daur ulang. Limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah
sebagai berikut.
1) Ampas
tahu. Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ampas
tahu mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan ternak
2) Eceng
gondok. Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya
terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang
kerajinan, seperti tas.
4. Membuat Produk Daur Ulang
Akhir-akhir
ini, kegiatan membuat produk daur ulang marak dilakukan. Selain tidak
memerlukan biaya tinggi, daur ulang mudah untuk dipelajari. Berikut akan
dibahas beberapa produk daur ulang.
a. Kertas Daur Ulang
Daur ulang kertas bertujuan mengurangi limbah kertas dan memprosesnya menjadi kreasi daur ulang yang bernilai seni.
b. Pupuk Kompos
Cara pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut.
a. Pisahkan sampah organic (daun, ranting) dari sampah anorganik (plastic).
b. Masukkan sampah dedaunan dan ranting itu ke dalam bak penampungan
c. Tutup
bak atau tempat penampungan itu agar proses dekomposisi berlangsung
optimal dan terhindar dari terpaan sinar matahari dan guyuran hujan.
Sampah yang diproses menjadi kompos harus dalam keadaan basah, tetapi
tidak sampai berair. Bak sampah ditutup sehingga sampah tidak cepat
kering karena penguapan, atau terlalu basah karena hujan.
d. Tumpukan
sampah harus dibolak-bolak setidaknya seminggu sekali agar pengomposan
berlangsung merata. Dalam waktu dua hingga tiga bulan, tumpukan sampah
itu akan terurai menjadi kompos.
c. Pembuatan Pupuk Kompos dengan Bantuan Cacing
Cara pembuatan pupuk kompos dengan bantuan cacing adalah sebagai berikut.
1. Sampah dedaunan dan ranting diletakkan di kotak-kotak plastic dan diletakkan di rak susun.
2. Pada bagian bawah kotak-kotak itu diberi beberapa lubang untuk jalan keluar anir rembesan.
3. Pada
rak paling bawah ditempatkan tumpukan sampah paling lama, kemudian di
atasnya diletakkan sampah yang lebih baru, dan di atasnya lagi sampah
terbaru.
4. Pada kotak paling bawah itulah diberi sedikit tanah dan cacing tanah.
5. Penyiraman air dilakukan pada kotak di rak paling atas dengan jumlah yang cukup, tidak berlebihan.
6. selanjutnya, kotak ketiga diangkap dan dipindahkan, karena pupuk kompos telah terbentuk dan siap dipakai.
7. Proses pembuatan kompos dengan bantuan cacing itu berlangsung sekitar satu hinga dua bulan.
8. Rak
harus selalu dalam keadaan tertutup. Hal itu dapat dilakukan dengan
menggunakan tutup plastic warna hitam atau warna gelap. Penutupan
dilakukan untuk menghindari sinar matahari dan siraman air hujan agar
proses dekomposisi berlangsung sempurna dan cepat.
5. Mengurangi Limbah dalam Kehidupan Sehari-hari
Apabila di sekitar rumah kalian banyak terdapat sampah atau limbah, kalian dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut.
a. Reuse
Memanfaatkan
ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan
bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.
b. Recycle
Mengolah
kembali (recycle), yaitukegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan
cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
c. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.
d. Replace
Menggantikan
dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah
kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang
mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya.
e. Refill
Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
f. Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi limbah.
H. Etika Lingkungan
Etika
adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber
pada kesadaran dan moral seseorang. Etika biasanya tidak tertulis. Namun
ada etika yang tertulis, misalnya etika profesi, yang dikenal sebagai
kode etik.
Etika
lingkungan, pada dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk
lingkungan dan apa yang tidak tidak baik bagi lingkungan. Etika
lingkutan bersumber pada pandangan seseorang tetang lingkungan.
Prinsip-prinsip
etika lingkungan mengatur sikap dan tingkah laku manusia dengan
lingkungannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip tidak merugikan,
tidak campur tangan, kesetiaan, dan keadilan.
1. Prinsip
tidak merugikan (the rule of Nonmaleficence), yakni tidak merugikan
lingkungan, tidak menghancurkan populasi spesies atau pun komunitas
biotic.
2. Prinsip
tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni tidak memberi
hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan mencari
makan, tempat tinggal, dan berkembang biak.
3. Prinsip
kesetiaan (The rule of fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau
memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan
manusia.
4. Prinsip keadilan (the Rule of Restitutive Justice), yakni mengembalikan apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi.
Beberapa contoh tindakan tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan adalah sebagai berikut :
- Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum ditemukan tempat sampah, bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku terlebih dahulu sebelum di buang pada tempatnya.
- Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Dari keran yang menetes selama semalam, dapat ditampung air sebanyak 5- 10 liter, cukup untuk minum bagi dua orang dalam sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya.
- Hemat energi. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan. Jika kamu memasak air, kecilkan api kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih, suhunya tidak dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah mendidih hanya memboroskan bahan bakar.
- Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya.
- Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat.
- Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan.
- Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
- Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar